Zhao Jing dari Tai Hu pernah menjadi salah satu tokoh terkenal sebagai Pendekar Pedang Qiu Shan.
Sebelum tiba di Tai Hu, Zhou Zishu sudah menantikan pertemuan dengan pahlawan yang sukar dipahami ini, yang namanya mendahului kemunculannya. Saat dengar berita kalau Yu Tianjie; anak tunggal Patriark Sekte Hua Shan, bersama Mu Yunge; pemilik kediaman Gunung Duan Jian dan Tuan 'Bermata Satu' Jiang Che juga akan berada di tempat yang sama, antisipasinya langsung meningkat.
Zhou Zishu tahu status dan latar belakang mereka seperti punggung tangannya sendiri. Untuk menghindari pelanggaran, Tian Chuang memiliki arsip terpisah dari setiap peristiwa dan tokoh di Jianghu dalam lima puluh tahun terakhir.
Contohnya, Zhou Zishu tahu kalau Zhao Jing, sang Pendekar Pedang Qiu Shan pernah diasingkan keluarganya dan menghabiskan hari-harinya dalam penderitaan, melakukan kejahatan demi uang, tapi bukan seperti 'Meiqu' Qin Song. Dia baru menggunakan nama aslinya Zhao Jing di usia dua puluh tujuh tahun, menikahi putri tunggal keluarga Feng pemilik Tai Hu, dan menggunakan relasi keluarganya untuk menimbun kekayaan, diam-diam membunuh semua orang yang mengetahui masa lalunya dan diterima kembali oleh keluarga Zhao setelah menikah.
Contoh lainnya Tuan Yu Tianjie muda yang terkenal, dulu dia pernah pacaran dengan gadis Sekte E-Mei dan mengkhianatinya, akibatnya wanita yang mengandung tiga bulan itu bunuh diri bersama anak mereka yang belum lahir, tentu saja si gadis cukup terhormat dan tidak pernah mengungkapkan nama kekasihnya yang celaka itu.
Zhou Zishu sangat tertarik karena dia tahu dengan baik orang macam apa mereka semua lagipula Zhang Chengling memohonnya tinggal lebih lama, dan Zhou Zishu terlalu lemah untuk menolak, jadi dia setuju tinggal di kediaman Zhao satu malam lagi.
Terlepas dari masa lalunya, Zhao Jing memang memiliki aura yang gagah, tidak meremehkan penampilan compang-camping Zhou Zishu dan yang tidak bisa berjalan dengan benar itu. Lagipula dia juga berpengalaman, setelah mendengar cerita Zhang Chengling tentang bahaya yang harus mereka hadapi selama perjalanan, Zhao Jing jadi curiga dengan latar belakang pria yang seperti pengemis ini.
Pada hari yang sama, mereka berdua disiapkan tempat tinggal, setelah mandi, berganti pakaian, makan dan minum yang layak, Zhao Jing memanggil Zhang Chengling ke ruang belajarnya agar menceritakan secara rinci apa yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini.
Bagaimanapun Zhang Chengling masih anak-anak, sudah cukup sulit baginya menemukan orang yang bisa disebut keluarga, jadi dia menceritakan semuanya pada tetua itu, sampai ke hal-hal yang masih belum dia pahami. Zhao Jing mendengarkan ceritanya dengan ngeri, dan setelah berpikir beberapa saat, dia tidak dapat menahan diri bertanya, "Orang ini... Zhou gongzi, apa kau tahu siapa dia sebenarnya?"
Zhang Chengling memberitahunya apa yang terjadi di kuil terbengkalai itu tanpa ragu.
Zhao Jing menyipitkan mata dan mengelus janggutnya, menghibur remaja itu sebentar sebelum menyuruhnya beristirahat.
Zhou Zishu mengenal Zhang Chengling setelah sepuluh hari bepergian bersama. Meski memiliki banyak kekurangan karena anak itu terlalu dimanja sejak usia muda, tapi Zhang Chengling berhati baik, tidak pernah mengeluh saat menghadapi kesulitan dan berpikiran sederhana. Begitu Zhou Zishu tahu kalau Zhao Jing mau bicara dengan anak itu, dia yakin rubah tua yang licik itu pasti berhasil menipu Zhang Chengling agar mengungkapkan informasi tentang dirinya secara sambil lalu.
Zhou Zishu tertawa dalam hati, tidak jadi masalah apa dia Zhou Xu atau Zhou Zishu, karena kedua nama itu toh tetap jadi misteri. Bahkan jika ada orang berpengetahuan luas dan sumber daya yang cukup, mereka juga tidak bisa mengetahui lebih banyak tentang Tian Chuang, selain informasi umum organisasi itu sendiri, dan tak ada seorang pun yang tahu siapa pemimpin Tian Chuang.
Bahkan kalau ada yang menyelidiki 'Zhou gongzi', informasi yang mereka dapatkan hanyalah jenderal yang bertanggung jawab mengelola penjaga istana bagian dalam, yang layak dimintai pertolongan, namun tidak cukup penting dilihat dua kali.
Benar saja, di pagi hari kedua, Zhou Zishu jadi topik hangat para penghuni kediaman Tai Hu. Dia tidak bisa meninggalkan kamar karena arus pengunjung yang tak pernah berakhir.
Dia tidak punya pilihan, selain menyambut dan mengantar mereka keluar satu per satu.
"Ah, Zhao gongzi, sungguh suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu anda, setelah melihatmu baru benar-benar percaya, penampilan anda membawa aura kemakmuran... Anda bertanya siapa yang mengajari budak yang rendah ini? Oh, kami bukanlah siapa-siapa, tidak layak disebut sama sekali."
"Ah, Qian gongzi, sungguh suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu anda, setelah melihatmu baru benar-benar percaya, penampilan anda membawa aura kemakmuran... Saya berasal darimana? Saya hanyalah pengemis rendahan, tidak layak disebut... tidak... tidak... tidak... saya bukan dari Sekte Pengemis, bagaimana mungkin saya pantas bergabung dengan mereka? Sungguh, saya bukanlah siapa-siapa..."
丐帮 (Gài bang): Sekte/Klan Pengemis, salah satu sekte yang paling umum muncul dalam Wuxia, terdiri dari para pengemis dan terkenal dengan pengumpulan informasi intelejennya.
"Ah, Sun gongzi, sungguh suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu anda, setelah melihatmu baru benar-benar percaya, penampilan anda membawa aura kemakmuran... Saya bukanlah siapa-siapa, bukan hal yang luar biasa jika anda belum pernah mendengar tentang saya."
"Ah, Li gongzi, sungguh suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu anda, setelah melihatmu baru benar-benar percaya, penampilan anda membawa aura kemakmuran... Tidak, tidak, saya tidak terlalu mengenal Tuan Li itu, kami hanya saling membantu selama masa sulit. Sekte mana? Saya bukan dari sekte manapun, bukan siapa-siapa, tidak layak disebut, sama sekali tidak layak disebut."
Menjelang malam, wajah Zhou Zishu kaku karena terlalu banyak tersenyum, butuh banyak pijatan mengembalikan bentuk wajahnya ke keadaan semula. Dalam hati dia tahu, kalau melewatkan satu hari lagi menderita seperti ini, ada kemungkinan dia terkena stroke, jadi dia berencana segera pergi dari sana.
Jika menyangkut pertanyaan urusan orang lain, para pahlawan Jianghu ini tidak lebih baik dari para penggosip usil di pasar, mereka berharap bisa menempelkan kepala ke rumah tangga orang lain dan menggunakan mata elangnya mengamati apapun, melihat dalam kulit orang itu untuk menentukan apa ini manusia atau hantu.
Kalau ada yang berkata mereka dari salah satu delapan sekte terbesar dan merupakan murid bla, bla, bla, yang lain akan menjawab, "Oh, sungguh suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu anda, shishu-ku dan guru anda saling mengenal satu sama lain."
#师叔 (shī shū): Paman Guru, saudara seperguruan (senior dan junior) dari salah satu guru di sebuah sekte.
Kalau tidak begitu, mereka akan dianggap orang luar, dan karakternya dinilai dalam waktu yang lama.
Malam hari, di bawah sinar bulan yang memudar, Zhou Zishu membuka matanya. Dia tidur lebih awal karena sekarang waktunya paku-paku ini bereaksi. Tapi rasa sakitnya tidak terlalu serius, cuma butuh istirahat.
Zhou Zishu berdiri ragu-ragu, sebenarnya memang tidak sopan pergi tanpa pamit. Akhirnya dia meninggalkan dua surat; satu untuk Zhang Chengling, dengan catatan, "Pegunungan masih hijau, air masih terus mengalir." Kepuasan luar biasa menyapu dirinya setelah menulis itu, merasa sekarang dirinya mirip para pengembara Jianghu. Surat satunya lagi untuk Zhao Jing, hanya satu kalimat basa-basi, "Terima kasih atas keramah-tamahannya."
#Pegunungan masih hijau, air masih terus mengalir: Masih banyak waktu untuk Zhou Zishu dan Zhang Chengling bertemu lagi.
Dia meletakkan surat itu di bawah teko sebelum dengan anggun melompat ke atap.
Di atas atap, kucing kecil naga li berjalan dan langsung berhenti setelah merasakan bayangan berkelebat, matanya membesar dan waspada, namun tidak melihat apapun. Kucing itu memiringkan kepala dengan bingung, dan akhirnya berlari menuju dapur.
#Kucing naga kecil li: Jenis kucing domestic di Tiongkok.

Zhou Zishu meninggalkan kediaman Zhao tanpa suara, merasa yakin tak ada yang menyadarinya, makanya dia tidak menyangka ada orang yang memprediksi pergerakannya dan menunggu di hutan kecil, hanya berjarak satu mil dari kediaman Zhao.
Zhou Zishu mulai jengkel saat melirik orang ini, Wen Kexing memberi hormat sambil tersenyum, "Ah, kebetulan sekali Zhou-xiong, sepertinya kita memang ditakdirkan bertemu, hanya belahan jiwa saja yang terus berpapasan di bawah sinar bulan seperti ini."
Zhou Zishu balas tersenyum, "Benar-benar kebetulan, kan Wen-xiong?"
"Kebetulan kepalamu, dasar wabah," kata Zhou Zishu dalam hati.
Dia memiringkan kepala, karena tidak melihat Gu Xiang, dia bertanya "Nona Gu tidak ikut?"
Wen Kexing menjawab terus terang, "Gadis kecil itu terlalu merepotkan, jalannya lambat, dan cuma menghalangiku mencari sosok penting yang sulit dipahami ini, yaitu... kau."
Senyum di wajah Zhou Zishu membeku. Dia menatap Wen Kexing, dan setelah beberapa saat berkata, "Kalau orang tak berguna ini sosok penting, lalu apa jadinya Biksu Gu dari Gunung Chang Ming, Raja Racun dari Istana Guanyin Laut Selatan, atau Penguasa Hantu dari Qingzhu Ridge?"
Wen Kexing balas menatap dengan penuh arti, "Biksu Gu tidak peduli pada manusia, yang dia cari hanyalah jalur kultivasi, Raja Racun katanya sudah membaur dengan dunia Jianghu yang luas, jadi sulit menemukannya, dan Penguasa Hantu ini tidak jelas, aku tak pernah punya kesempatan bertemu yang satu ini... mengenai apa dia manusia atau bukan, itu cerita untuk lain hari."
Setelah itu mereka saling bertatapan, senyumannya mengandung niat jahat.
Zhou Zishu yang pertama mengalihkan tatapannya, "Zhou-mou cuma pejalan kaki, kenapa semua orang memperhatikanku?"
#某 (mǒu): Sebutan untuk diri sendiri secara formal.
Wen Kexing menjawab dengan sikap seperti bertemu teman lama saat hiking di musim semi, "Lalu kenapa Zhou-xiong tidak tinggal bersama keluarga Zhao lebih lama? Tai Hu terkenal dengan pemandangannya yang indah, kenapa kau pergi tanpa melihat-lihat sebentar saja?"
"Orang tak berguna ini sudah menikmati pemandangan Tai Hu yang luar biasa, kalau tinggal lebih lama, hanya membuat Tuan Zhou merasa tidak nyaman. Belum lagi kami juga tidak begitu kenal satu sama lain, aku sudah membantu untuk dua keping perak, sungguh tidak layak mempertaruhkan hidup hanya untuk mereka."
Zhou Zishu berhenti sejenak sebelum menambahkan, "Mendampingi Zhang gongzi hanya demi mengumpulkan pahala, jadi aku tidak perlu menanggung siksaan apapun di dunia bawah setelah mati, cuma itu saja."
"Mengumpulkan pahala," Wen Kexing mengulang setuju, dan mengangguk, "Benar, Zhou-xiong sungguh memiliki pemikiran yang sama denganku, dan karena hanya orang cantik saja yang bisa melakukan itu, jelas⎯⎯"
Pelipis Zhou Zishu mulai berdenyut di kalimat 'jelas', baru saja mau menyela, ketika tiba-tiba terdengar teriakan tajam dari dalam hutan di belakang Wen Kexing.
Mereka berdua tertegun sesaat.
Wen Kexing menunjuk ke arah teriakan, "Lihatlah belahan jiwaku, kesempatan mengumpulkan pahala sudah datang."
Zhou Zishu ragu-ragu, namun akhirnya memutuskan pergi ke arah teriakan tersebut, di saat bersamaan, menjawab Wen Kexing dengan enggan, "Gangguan penglihatan masalah serius, Wen-xiong, kau harus segera mencari dokter."
Wen Kexing mengikuti di belakang, qinggong Zhou Zishu mencapai tahap dimana dia bisa bepergian tanpa meninggalkan jejak, namun pria di belakangnya mampu mengikuti tanpa tertinggal sekalipun dan selalu menjaga jarak. Biasanya, orang lain diam selama perjalanan supaya tidak kehilangan tenaga dalam, tapi Wen Kexing seperti tak peduli. "Zhou-xiong benar sekali, aku memang harus menemui beberapa dokter terkenal setiap kali punya kesempatan, agar bisa dirawat dengan baik. Sampai sekarang, aku masih tidak bisa menemukan kesalahan dalam penyamaran Zhou-xiong, sungguh, betapa buruknya penglihatan yang kumiliki ini, padahal aku bahkan belum setua itu, betapa memalukan, sungguh memalukan."
#Qinggong: Teknik seni bela diri Tiongkok, sering digambarkan dalam fiksi Wuxia sebagai ilmu meringankan tubuh.
Zhou Zishu benar-benar mau menyingkirkan mata yang 'semakin parah setiap hari' itu.
Tapi setelah dipikir-pikir, dia tidak tahu terlalu banyak tentang pria ini, dan dengan kecerdasan dan pengendalian diri mantan pemimpin Tian Chuang, tentunya dia tidak akan melakukan hal bodoh seperti itu.
Dengan kecepatan luar biasa, tidak butuh waktu lama mencapai bagian terdalam hutan. Dan di sana mereka melihat mayat.
Orang itu mati mengenaskan, berpakaian hitam dan topengnya jatuh di kedua sisi dengan mata terbuka lebar. Zhou Zishu sudah merasa kenal sebelum melihat jelas tubuh itu, dia membungkuk memeriksanya lebih lanjut dan tidak bisa menahan cemberut, "Bukankah ini... Tuan Mu, pemilik kediaman Gunung Duan Jian?"
Baru pagi ini pria itu mengoceh tanpa henti selama satu jam, tak ada yang menyangka kalau ternyata dia juga 'burung hantu malam' seperti Zhou Zishu, namun sayangnya berubah jadi burung hantu mati.
Wen Kexing juga mendekat, menggosok dagu dengan penuh minat, "Malam bulan purnama, pakaian hitam, mungkinkah..."
Zhou Zishu berpaling menatap Wen Kexing, bersiap mendengar kesimpulannya.
Dan Wen Kexing melanjutkan pemikiran pintarnya itu, "... Tuan Mu ada di luar sini memetik bunga?"
#Memetik bunga: Bahasa slang untuk para pelanggar seks.
Zhou Zishu membalik badan dengan wajah tanpa ekspresi, dalam hati memuji diri sendiri karena bisa menjaga ketenangannya.
Tak ada bekas darah baik di samping ataupun tubuh Mu Yunge, tapi bibirnya membiru. Setelah berpikir beberapa saat, Zhou Zishu membuka bagian depan jubah orang itu, di dadanya hanya ada bekas telapak tangan yang menghitam.
==========
Comments